-->

Arab Saudi Bergabung dengan Turki, Indonesia dalam Bank Infrastruktur Syariah

Masuknya Arab Saudi, pemegang saham IDB terbesar dan tempat beberapa bank Islam terbesar di dunia, mungkin dapat menjanjikan keberhasilan dalam merealisasikan proyek-proyek infrastruktur.

Arab Saudi telah bergabung dengan Turki, Indonesia dan Bank Pembangunan Islam (IDB) yang berbasis di Jeddah sebagai calon negara pendiri sebuah bank infrastruktur syariah, menurut Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Berbicara kepada kantor berita Reuters di sela-sela pertemuan tahunan IDB di Jakarta pekan lalu, Bambang mengatakan empat negara tersebut masing-masing bisa menyumbang sekitar US$300 juta untuk proyek itu, dengan rencana mendirikan dua bank Islam regional yang berbasis di Istanbul dan Jakarta.

"Ini akan menjadi upaya tidak hanya empat dari kita, tapi juga yang lain. Namun empat negara ini akan menjadi pendiri."

Entitas baru tersebut bisa mulai beroperasi tahun depan, dengan tugas tidak hanya melakukan pendanaan lewat obligasi syariah atau sukuk, tapi juga mendukung pasar sekunder untuk instrumen-instrumen keuangan itu, tambah Bambang.

"Untuk membuka pasar sukuk, kehadiran bank ini sangat penting."

IDB mengadakan pertemuan gubernur tahunan di Jakarta minggu lalu, dihadiri perwakilan dari 57 negara.

Upaya-upaya untuk menciptakan sebuah bank Islam dengan modal untuk menanggung kontrak-kontrak infrastruktur besar yang sudah ada sejak lebih dari 10 tahun lalu, namun gagal direalisasikan.

Masuknya Arab Saudi, pemegang saham IDB terbesar dan tempat beberapa bank Islam terbesar di dunia, mungkin dapat menjanjikan keberhasilan kali ini.

Tahun lalu, Indonesia, Turki dan IDB mengatakan bahwa mereka berencana meluncurkan sebuah bank infrastruktur syariah, namun sampai bulan lalu tidak ada negara lain yang mengirimkan sinyal ketertarikan untuk bergabung. [hd][:en]The entry of Saudi Arabia, the largest shareholder of the IDB and the Islamic banks in the world, may be a promising success in the realization of infrastructure projects.

Saudi Arabia has been joined by Turkey, Indonesia and the Islamic Development Bank (IDB) based in Jeddah as a candidate for state sharia founder of an infrastructure bank, according to Finance Minister Bambang Brodjonegoro.

Speaking to Reuters on the sidelines of the annual meeting of the IDB in Jakarta last week, Bambang said the four countries could each contribute approximately US $ 300 million for the project, with plans to establish two Islamic banks regionally based in Istanbul and Jakarta.

"It would be an attempt not just the four of us, but also the others. But these four countries would be the founder."

The new entity could start operating next year, with the task of not only doing funding through Islamic bonds, or sukuk, but also supports a secondary market for financial instruments, added Bambang.

"To open the sukuk market, the bank's presence is very important."

IDB's annual governors meeting in Jakarta last week, attended by representatives from 57 countries.

Efforts to create an Islamic bank with a capital to underwrite large infrastructure contracts existing since more than 10 years ago, but failed to be realized.

The entry of Saudi Arabia, the biggest shareholder of the IDB and the Islamic banks in the world, may be a promising success this time.

Last year, Indonesia, Turkey and the IDB said that they are planning to launch an infrastructure bank syariah, but until last month there is no other country that sends signals interest in joining. [Hd][:]

1 Response to "Arab Saudi Bergabung dengan Turki, Indonesia dalam Bank Infrastruktur Syariah"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel